Sahabat Muslimah dan Keluarga Shalih
Voa Islam,
Mari simak sebuah 10 renungan untuk
meraih kebahagiaan yang sederhana
1. Jangan
Takut dan Khawatir
Perasaan takut dan khawatir
merupakan pikiran kita yang paling tidak produktif. Sebagian besar hal-hal yang
kita khawatirkan atau takutkan tidak pernah terjadi. Jadi untuk apa kita
khawatir dan takut?
2. Jangan
Pernah Menyimpan Dendam
Dendam adalah hal terbesar dan akan
menjadi beban terberat jika kita menyimpannya di dalam hati. Maukah anda
membawanya sepanjang hidup? …. Saya rasa tidak. Jangan sia-siakan energi kita
dengan menyimpan dendam, sudah pasti tidak ada gunanya. Gunakanlah energi kita
tersebut untuk hal-hal yang positif.
3. Fokus
Pada Satu Masalah
Jika kita memiliki beberapa masalah,
selesaikanlah masalah kita satu per satu. Jangan terpikirkan untuk
menyelesaikan masalah secara sekaligus karena justru akan membuat kita semakin
stress.
4. Jangan
Membawa Tidur Masalah Anda
Masalah adalah hal yang sangat buruk
untuk kesehatan tidur kita. Pikiran bawah sadar kita adalah hal yang luar biasa
yang dapat membuat kita gelisah dan tidur kita menjadi tidak nyenyak.
5. Jangan
Mengambil Masalah Orang Lain Untuk Anda Selesaikan
Membantu orang lain yang sedang
dalam masalah adalah hal yang mulia, tetapi jika kita mengambil porsi terbesar
untuk menyelesaikan masalah orang lain tersebut justru itulah kesalahan
terbesar. Biarkanlah orang tersebut yang menyelesaikan masalahnya sendiri
dengan porsi terbesar.
6. Jangan
Hidup di Masa Lalu
Mungkin terasa nyaman bagi kita
mengingat hal-hal yang menyenangkan di masa lalu tetapi jangan anda terlena
didalamnya. Konsentrasilah dengan apa yang terjadi saat ini, karena kita pun
akan bisa merasakan banyak kebahagiaan di saat ini. Saya yakin kita akan
mempunyai perasaan yang jauh lebih berbahagia jika kita merayakan apa yang
terjadi saat ini dibanding dengan mengingat-ngingat kebahagiaan di masa lalu.
7. Jadilah
Pendengar yang Baik
Mungkin sebagian besar orang
termasuk saya susah untuk menjadi pendengar yang baik. Justru sebaliknya kita
mengharapkan orang lain yang mendengarkan omongan kita, tetapi sebetulnya
dengan belajar mendengarkan orang lain, kita akan mendapatkan banyak hal baru
yang dapat sangat berguna bagi kebahagiaan hidup kita.
8. Jangan
Biarkan Frustasi Mengatur dan Bahkan Mengacaukan Hidup Anda
Kasihanilah diri kita lebih dari apa
pun, maksud saya adalah janganlah kita menyerah pada frustasi. Maju terus.
Ambillah tindakan-tindakan positif dan lakukanlah dengan konsisten.
9.
Bersyukurlah Selalu
Bersyukur dan berterimakasihlah atas
semua yang kita dapatkan, bukan hanya hal yang positif saja tetapi juga hal
yang negatif, karena saya percaya dibalik setiap hal yang negatif tersebut ada
hal baik yang bisa kita pelajari.
Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga.
Mendengar suami masih mendengkur di
sebelahku berarti aku masih punya suami.
Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan
tegas berarti aku masih punya orang tua.
Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu
berarti aku mampu bekerja keras.
Membersihkan piring dan gelas kotor setelah
menerima tamu di rumah, itu berarti aku
punya teman.
Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku cukup gizi.
Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.
Membersihkan halaman rumah, jendela,
memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.
Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan,
itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
Mendapatkan rekan kerja/bisnis yang
mengesalkan menandakan karier/bisnisku masih bergerak dan hidup.
Mendapatkan banyak komplain dari pelanggan
kita menandakan kita masih punya pelanggan, masih loyal dan menginginkan kita
menuju perubahan ke arah lebih baik.
Mendengar nyanyian yang fals, itu berarti aku masih bisa mendengar.
Mendengar bunyi jam alarm di pagi hari, itu
berarti aku masih hidup.
Menderita sakit, berarti Allah sedang membersihkan diriku dari dosa-dosa, agar diriku bersih ketika kembali ke alam baka dan masuk syurga.
Subhanalloh. Ternyata masih banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.
Aku juga bersyukur mendapatkan pesan ini,
karena secara tidak sadar aku masih memiliki teman yang peduli padaku.
Seseorang yang peduli tentang aku telah
mengirimkannya kepadaku.
Dan karena aku peduli tentangmu maka aku
kirim juga kepadamu.
Berhenti mengeluh dan bersyukurlah. Bersyukur dalam setiap keadaan
Semoga yang membaca pesan ini selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian.
Aamiin..
Mendengar istri mengomel di rumah, berarti aku masih punya keluarga.
Mendengar suami masih mendengkur di
sebelahku berarti aku masih punya suami.
Mendengar ayah dan ibu menegurku dengan
tegas berarti aku masih punya orang tua.
Merasa lelah dan pegal linu setiap sore, itu
berarti aku mampu bekerja keras.
Membersihkan piring dan gelas kotor setelah
menerima tamu di rumah, itu berarti aku
punya teman.
Pakaianku terasa agak sempit, itu berarti aku cukup gizi.
Mencuci dan menyetrika tumpukan baju, itu berarti aku memiliki pakaian.
Membersihkan halaman rumah, jendela,
memperbaiki talang dan selokan air, itu berarti aku memiliki tempat tinggal.
Mendapatkan banyak tugas yang merepotkan,
itu berarti aku dipercayai dapat melakukannya.
Mendapatkan rekan kerja/bisnis yang
mengesalkan menandakan karier/bisnisku masih bergerak dan hidup.
Mendapatkan banyak komplain dari pelanggan
kita menandakan kita masih punya pelanggan, masih loyal dan menginginkan kita
menuju perubahan ke arah lebih baik.
Mendengar nyanyian yang fals, itu berarti aku masih bisa mendengar.
Mendengar bunyi jam alarm di pagi hari, itu
berarti aku masih hidup.
Menderita sakit, berarti Allah sedang membersihkan diriku dari dosa-dosa, agar diriku bersih ketika kembali ke alam baka dan masuk syurga.
Subhanalloh. Ternyata masih banyak hal yang dapat kita syukuri setiap hari.
Aku juga bersyukur mendapatkan pesan ini,
karena secara tidak sadar aku masih memiliki teman yang peduli padaku.
Seseorang yang peduli tentang aku telah
mengirimkannya kepadaku.
Dan karena aku peduli tentangmu maka aku
kirim juga kepadamu.
Berhenti mengeluh dan bersyukurlah. Bersyukur dalam setiap keadaan
Semoga yang membaca pesan ini selalu diberkahi dengan kesehatan, kebahagiaan dan kedamaian.
Aamiin..
10. Cara
Islam Meraih kebahagiaan Hakiki
Berikut ini poin-poin penting untuk
mencapai kebahagiaan hakiki, dunia dan akhirat, yang senantiasa didambakan oleh
setiap insan:
1.
Beriman dan beramal shalih
Meraih kebahagiaan melalui iman
ditinjau dari beberapa segi: Pertama, Orang yang beriman kepada
Allah Yang Esa, Yang tiada sekutu bagi-Nya, -dengan iman yang sempurna, bersih
dari kotoran dosa,- maka dia akan merasakan ketenangan hati dan ketentraman
jiwa. Dia tidak akan galau dan penat dalam menghadapi ujian hidup, sebaliknya
dia ridha terhadap takdir Allah pada dirinya. Sehingga dia akan bersyukur
terhadap kebaikan dan bersabar atas bala'.
Ketundukan seorang mukmin kepada
Allah membimbing ruhaninya untuk lebih giat bekerja karena merasa hidupnya
memiliki makna dan tujuan yang berusaha diwujudkannya. Allah berfirman,
الَّذِينَآمَنُواوَلَمْيَلْبِسُواإِيمَانَهُمْبِظُلْمٍأُولَئِكَلَهُمُالْأَمْنُوَهُمْمُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk." (QS. Al An'aam: 82)
Kedua, Iman menjadikan seseorang memiliki pijakan hidup yang
mendorongnya untuk diwujudkan. Maka hidupnya akan memiliki nilai yang tinggi
dan berharga yang mendorongnya untuk beramal dan berjihad di jalan-Nya. Dengan
itu, dia akan meninggalkan gaya hidup egoistis yang sempit sehingga hidupnya
bermanfaat untuk masyarakat di mana dia tinggal.
Ketika seseorang bersifat egois maka
hari-harinya terasa sempit dan tujuan hidupnya terbatas. Namun ketika hidupnya
dengan memikirkan fungsinya, maka hidup nampak panjang dan indah, dia akan
merasakan hari-harinya penuh nilai.
Ketiga, Peran iman bukan saja untuk
mendapatkan kebahagiaan, namun juga sebagai sarana untuk menghilangkan
kesengsaraan. Hal itu karena seorang mukmin tahu dia akan senantiasa diuji
dalam hidupnya sebagai konsekuensi keimanan, maka akan tumbuh dalam dirinya
kekuatan sabar, semangat, percaya kepada Allah, bertawakkal kepada-Nya, memohon
perlindungan kepada-Nya, dan takut kepada-Nya. Potensi-potensi ini termasuk
sarana utama untuk merealisasikan tujuan hidup yang mulia dan siap menghadapi
ujian hidup. Allah Ta'ala berfirman:
إِنْتَكُونُواتَأْلَمُونَفَإِنَّهُمْيَأْلَمُونَكَمَاتَأْلَمُونَوَتَرْجُونَمِنَاللَّهِمَالَايَرْجُونَ
"Jika kamu menderita
kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana
kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka
harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS.
Al Nisaa': 104)
2.
Memiliki akhlak mulia yang mendorong untuk berbuat baik kepada sesama
Manusia adalah makhluk sosial yang
harus melakukan interaksi dengan makhluk sebangsanya. Dia tidak mungkin hidup
sendiri tanpa memerlukan orang lain dalam memenuhi seluruh kebutuhannya. Jika
bersosialisasi dengan mereka merupakan satu keharusan, sedangkan manusia
memiliki tabiat dan pemikiran yang bermacam-macam, maka mungkin sekali akan
terjadi kesalahpahaman dan kekhilafan yang membuatnya sedih. Jika tidak
disikapi dengan bijak maka interaksinya dengan manusia akan menjadi sebab
kesengsaraan dan membawa kesedihan dan kesusahan. Karena itulah, Islam
memberikan perhatian besar terhadap akhlak dan pembinaannya. Hal ini dapat kita
saksikan dalam beberapa ayat dan hadits berikut ini:
- Firman Allah dalam menyifati
Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam,
وَإِنَّكَلَعَلىخُلُقٍعَظِيمٍ
"Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al Qalam: 4)
فَبِمَارَحْمَةٍمِنَاللَّهِلِنْتَلَهُمْوَلَوْكُنْتَفَظًّاغَلِيظَالْقَلْبِلَانْفَضُّوامِنْحَوْلِكَفَاعْفُعَنْهُمْوَاسْتَغْفِرْلَهُمْوَشَاوِرْهُمْفِيالْأَمْرِ
"Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran: 159)
-Perintah Allah kepada kaum mukminin
agar tolong menolong dalam kebaikan,
وَتَعَاوَنُواعَلَىالْبِرِّوَالتَّقْوَىوَلَاتَعَاوَنُواعَلَىالْإِثْمِوَالْعُدْوَانِ
"Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran." (QS. Al Maidah: 2)
- Perintah Allah agar membalas
keburukan orang dengan kebaikan,
وَلَاتَسْتَوِيالْحَسَنَةُوَلَاالسَّيِّئَةُادْفَعْبِالَّتِيهِيَأَحْسَنُفَإِذَاالَّذِيبَيْنَكَوَبَيْنَهُعَدَاوَةٌكَأَنَّهُوَلِيٌّحَمِيمٌوَمَايُلَقَّاهَاإِلَّاالَّذِينَصَبَرُواوَمَايُلَقَّاهَاإِلَّاذُوحَظٍّعَظِيمٍ
"Dan tidaklah sama kebaikan
dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka
tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QSl
Fushshilat: 34-35)
- Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, "sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak mulia."
- Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal
kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan
satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga
merasakan sakit dan tidak bisa tidur." (Muttafaqun ‘Alaihi)
3.
Memperbanyak dzikir dan merasa selalu disertai Allah
Sesungguhnya keridhaan hamba
tergantung pada tempat bergantungnya. Dan Allah adalah Dzat yang paling membuat
hati hamba tentram dan dada menjadi lapang dengan mengingat-Nya. Karena
kepada-Nya seorang mukmin meminta bantuan untuk mendapatkan kebutuhan dan
menghindarkan dari mara bahaya. Karena itulah, syariat mengajarkan beberapa
dzikir yang mengikat antara seorang mukmin dengan Allah Ta'ala sesuai tempat
dan waktu, yaitu ketika ada sesuatu yang diharapkan atau ada sesuatu yang
menghawatirkannya. Dzikir-dzikir tadi mengikat seorang hamba dengan penciptanya
sehingga dia akan mengembalikan semua akibat kepada yang mentakdirkannya.
Berikut ini beberapa nash yang
menunjukkan hubungan dzikir dengan kebahagiaan seorang hamba.
- Firman Allah Ta'ala:
الَّذِينَآَمَنُواوَتَطْمَئِنُّقُلُوبُهُمْبِذِكْرِاللَّهِأَلَابِذِكْرِاللَّهِتَطْمَئِنُّالْقُلُوبُ
"(yaitu) orang-orang yang
beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Al
Ra'du: 28)
- Perintah Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam kepada seorang muslim ketika menikah.
اللَّهُمَّإِنِّيأَسْأَلُكَخَيْرَهَاوَخَيْرَمَاجَبَلْتَهَاعَلَيْهِوَأَعُوذُبِكَمِنْشَرِّهَاوَمِنْشَرِّمَاجَبَلْتَهَاعَلَيْهِ
"Ya Allah, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan tabi'at yang dia bawa, dan aku berlindung dari
keburukannya dan keburukan tabi'at yang dia bawa." (HR. Abu Daud no
2160, Ibnu Majah no1918 dan al Hakim).
- Doa ketika terjadi angin ribut:
اَللَّهُمَّإِنِّيْأَسْأَلُكَخَيْرَهَاوَخَيْرَمَافِيْهَاوَخَيْرَمَاأُرْسِلْتَبِهِ،وَأَعُوْذُبِكَمِنْشَرِّهَاوَشَرِّمَافِيْهَاوَشَرِّمَاأُرْسِلْتَبِهِ
"Ya Allah! Sesungguhnya aku
mohon kepadaMu kebaikan angin (ribut ini), kebaikan apa yang di dalamnya dan
kebaikan tujuan angin dihembuskan. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan angin
ini, kejahatan apa yang di dalamnya dan kejahatan tujuan angin dihembuskan."
(Muttafaq 'Alaih)
- Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mewajibkan untuk melakukan sebab (usaha), minta tolong kepada
Allah, dan tidak sedih jika hasil yang diharapkan tidak terwujud. "Bersemangatlah
mencari yang bermanfaat bagimu, minta pertolongan kepada Allah, dan jangan
lemah. Jika engkau tertimpa musibah janganlah berkata: ‘Seandainya saya berbuat
begini maka tentu tidak terjadi begitu.’ Namun katakanlah: ‘Allah telah
menakdirkan musibah ini. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi’. Karena perkataan
‘Seandainya’ dapat membuka perbuatan syetan." (HR. Muslim)
4.
Menjaga kesehatan
Kesehatan di sini mencakup semua
sisi; badan, jiwa, akal, dan ruhani. Menjaga kesehatan badan merupakan fitrah
manusia, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup dan juga menjadi sarana
untuk memenuhi kebutuhan materi seperti makan, minum, pakaian, dan kendaraan.
-
Kesehatan fisik: Islam
sangat menghargai kehidupan fisik manusia. Karenanya Islam melarang membunuh
tanpa ada sebab yang dibenarkan syari'at sebagaimana Islam melarang setiap yang
bisa membahayakan badan dan kesehatannya. Allah Ta'ala berfirman, "dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan sesuatu (sebab) yang benar." (QS. Al An'am: 151 dan al Isra':
33)
وَيُحِلُّلَهُمُالطَّيِّبَاتِوَيُحَرِّمُعَلَيْهِمُالْخَبَائِثَ
". . dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk . . "
(QS. Al A'raaf: 157)
Sabda Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, "Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang)
berbahaya atau membahayakan (orang lain)." (HR. Ahmad dalam Musnadnya,
Malik dan Ibnu Majah)
-
Kesehatan jiwa: banyak
orang yang tidak memperhatikan kesehatan jiwa dan tidak memperdulikan cara
untuk menjaganya, padahal dia pilar pokok untuk meraih kebahagiaan. Karena itu,
Islam sangat memperhatikan pendidikan jiwa dan menyucikannya dengan sifat-sifat
mulia.
Kesehatan jiwa tegak dengan iman
lalu dihiasi dengan akhlak terpuji dan disterilkan dari akhlak buruk seperti
marah, sombong, berbangga diri, bakhil, tamak, iri, dengki, dan akhlak buruk
lainnya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَاتَمُدَّنَّعَيْنَيْكَإِلَىمَامَتَّعْنَابِهِأَزْوَاجًامِنْهُمْزَهْرَةَالْحَيَاةِالدُّنْيَالِنَفْتِنَهُمْفِيهِوَرِزْقُرَبِّكَخَيْرٌوَأَبْقَى
"Dan janganlah kamu tujukan
kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari
mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan
karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thaahaa:
131)
Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "jika kalian bertiga, janganlah yang dua orang
berbisik-bisik tanpa mengikutkan yang satunya sehingg mereka berkumpul dengan
orang banyak supaya tidak membuatnya sedih." (Muttafaq 'Alaih)
Allah Ta'ala berfirman, "Hai
orang-orang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh
jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).
Jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain, boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman. Barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang dzalim." (QS. Al Hujuraat: 11)
"Hai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan
janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujuraat: 12)
-
Kesehatan akal: Akal
adalah sebab utama manusia mendapat taklif (beban syari'at). Karenanya Allah
memerintahkan untuk menjaganya dan mengharamkan sesuatu yang membahayakan dan
merusaknya. Sebab utama yang menghilangkan kesadaran akal adalah hal-hal yang
memabukkan dan yang diharamkan. Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian
di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu)." (QS. Al Maaidah: 90-91)
-
Kesehatan ruhani: Syari'at
sangat memperhatikan sarana-sarana yang bisa menjaga kesehatan ruhani. Makanya
seorang mukmin diperintahkan untuk dzikrullah setiap saat sebagaimana mewajibkan,
dalam batas minimal, untuk memenuhi nutrisi ruhani seperti perintah shalat
wajib, puasa, zakat, haji dan medan yang lebih luas lagi dalam bentuk amal
sunnah dan segala amal untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ibadah-ibadah ini mengikat seorang
hamba dengan Rabb-Nya dan mengembalikannya kepada Sang Pencipta ketika
tersibukkan oleh dunia. Karenanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "dan dijadikan kebahagiaan hatiku dalam shalat."
Beliau bersabda kepada Bilal, "wahai bilal, hibur kami dengan shalat."
Syari'at juga melarang segala
tindakan yang bisa merusak ruhani dan melemahkannya. Syari'at melarang
mengikuti hawa nafsu, mengerjakan hal syubuhat, dan memanjkan diri dalam
kenikmatan karena biasa menyebabkan hati menjadi mati. Karena itulah Allah
menyifati orang-orang kafir laksana binatang, "Mereka itu tidak lain,
hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari
binatang ternak itu)." (QS. Al Furqaan: 44)
وَالَّذِينَكَفَرُوايَتَمَتَّعُونَوَيَأْكُلُونَكَمَاتَأْكُلُالْأَنْعَامُوَالنَّارُمَثْوًىلَهُمْ
"Dan orang-orang yang kafir
itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (QS.
Muhammad: 12)
5.
Berusaha meraih materi yang mendatangkan kebahagiaan
Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, Islam tidak mengingkari urgensi meteri untuk merealisasikan
kebahagiaan. Hanya saja, semua materi ini bukan sebagai syarat mutlak untuk
mendapatkan kebahagiaan, namun hanya sebagai sarana saja. Banyak nash
menguatkan kenyataan ini, di antaranya firman Allah Ta'ala,
قُلْمَنْحَرَّمَزِينَةَاللَّهِالَّتِيأَخْرَجَلِعِبَادِهِوَالطَّيِّبَاتِمِنَالرِّزْقِ
"Katakanlah: 'Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?"
(QS. Al A'raaf: 32)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "sebaik-baik harta adalah yang dimiliki hamba shalih."
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "di antara unsur kebahagiaan
anak Adam: istri shalihah, tempat tinggal luas, dan kendaraan nyaman."
6.
Memanajemen waktu, karena waktu adalah modal utama manusia selama hidup di
dunia.
Oleh sebab itu, Islam sangat
memperhatikan waktu dan akan meminta pertanggungjawaban seorang mukmin tentang
waktunya. Dan kelak di hari kiamat, dia akan ditanya tentang waktunya. Perintah
dalam Islam sangat membantu manusia untuk mengatur waktunya dan memanfaatkannya
dengan baik antara memenuhi kebutuhan hidup dan materinya di satu sisi, dan
untuk memenuhi kebutuhan ruhani dan ibadah pada sisi lainnya. Islam telah
memerintahkan orang beriman agar memanfaatkan waktu untuk kebaikan dan amal
shalih.
Allah Ta'ala berfirman,
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُوالَاتُلْهِكُمْأَمْوَالُكُمْوَلَاأَوْلَادُكُمْعَنْذِكْرِاللَّهِوَمَنْيَفْعَلْذَلِكَفَأُولَئِكَهُمُالْخَاسِرُونَ
.
وَأَنْفِقُوامِنْمَارَزَقْنَاكُمْمِنْقَبْلِأَنْيَأْتِيَأَحَدَكُمُالْمَوْتُفَيَقُولَرَبِّلَوْلَاأَخَّرْتَنِيإِلَىأَجَلٍقَرِيبٍفَأَصَّدَّقَوَأَكُنْمِنَالصَّالِحِينَ
"Hai orang-orang yang
beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat
Allah. Barang siapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
rugi. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: 'Ya
Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
shaleh?'." (QS. Al Munaafiquun: 9-10)
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat
sehingga Allah menanyakan empat hal: Umurnya, untuk apa selama hidupnya
dihabiskan; Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja; Hartanya, darimana dia
mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya; Ilmunya, apakah diamalkan atau
tidak." (HR. Tirmidzi )
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda dalam hadits lain,
نِعْمَتَانِمَغْبُونٌفِيهِمَاكَثِيرٌمِنْالنَّاسِالصِّحَّةُوَالْفَرَاغُ
"Ada dua nikmat yang
mayoritas orang merugi pada keduanya, yaitu (nikmat) sehat dan waktu luang."
(HR. Al Bukhari dari Ibnu Abbas)
Penutup
Sesungguhnya Allah amat sangat baik
kepada para hamba-Nya. Dia menghendaki agar mereka bahagia, dunia dan akhirat.
Sehingga diperintahkan apa saja yang bisa menghantarkan kepada kebahagiaan itu.
Juga dilarang setiap yang bisa merusaknya. Oleh sebab itu, dikatakan kepada
para mujrimin saat mereka disiksa dalam neraka, "Dan tidaklah Kami
menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
(QS. Al-Zukhruf: 76)
Kebahagiaan yang paling ditekankan
Islam adalah kebahagiaan akhirat, namun bukan berarti kebahagiaan dunia
ditelantarkan. Tidak, bahkan kebahagiaan di dunia ini berusaha diwujudkan dalam
bentuk yang sebenarnya. Yakni dengan mengabdikan diri kepada Allah semata
sebagai panggilan dari fitrah diri manusia yang ia diciptakan di atasnya.
Sehingga dengan itu akan mendapat ketenangan dan ketentraman. Dan ini menjadi
kunci utama tercapainya kebahagiaan, sampaipun dalam musibah dan bencana. Ia
jadikan musibah tersebut menjadi ladang untuk mendapatkan keutamaan dan pahala
besar yang menjaminnya masuk dalam surga, yakni dengan sabar. Dan tidaklah
seseorang mendapatkan surga akhirat sebelum ia mendapatkan surga dunia dalam
ibadahnya. Wallahu Ta'ala a'lam. [adivammar/puwWd/voa-islam.com]
Sumber:
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2014/01/24/28801/bahagia-itu-sederhana-ikuti-10-tips-ini-agar-lebih/#sthash.TiRipfP1.dpuf
0 Response to "Bahagia Itu Sederhana. Ikuti 10 Tips Ini Agar Lebih Bahagia"
Posting Komentar